Minggu, 25 Maret 2018

Pertemuan 10 : Pembentukan Disakarida dan polisakarida


KIMIA ORGANIK II
Pertemuan 10 : Pembentukan Disakarida dan polisakarida



DISAKARIDA

    Disakarida adalah karbohidrat yang tersusun dari dua monosakarida melalui reaksi kondensasi. Pada reaksi kondensasi dari gugus -OH dari atom C anomerik pada monosakarida pertama, dengan gugus -OH yang terikat atom C dari monosakarida Kedua dan ikatan yang terjadi adalah ikatan kovalen antara atom C anomerik dengan atom O.



    Disakarida merupakan senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau tidak.Disakarida dapat dihidrolisis oleh Layanan asam dalam udara. 8 terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
  Di dalam produk pangan, sukrosa merupakan pembentuk hampir 99% dari gula pasir atau gula meja (gula meja) yang berada di dalam konsumsi sehari-hari sementara laktosa merupakan karbohidrat yang banyak mengandung didalam susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml.

Konsep Disakarida :
1.      Tiap molekul disakarida terdiri dari dua satuan monosakarida.
2.      Terbentuk dari hasil penggabungan dua satuan monosakarida dengan mengeluarkan sebuah molekul udara.
3.      Dalam molekul disakarida, kedua monosakarida berikatan secara ikatan
glukosida.
4.      Contoh disakarida: sukrosa (gula tebu), maltosa (gula gandum), dan laktosa
(gula susu). Ketiganya memiliki rumus molekul C12H22O11.


a)      Maltosa

    Maltosa adalah disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum). Maltosa tersusun dari molekul α-D-glukosa dan β-D-glukosa.



        Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunitmenghubungkan C1 dari α-D-glukosa dengan C 4 dari β-D-glukosa.Konfigurasi ikatan glikosida pada maltosa selalu karena maltosa terhidrolisis oleh α-glukosidase. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul
glukosa.
       Maltosa (gula gandum) tidak ada secara bebas di alam, ada diperoleh darihasil hidrolisis amilum dengan katalis diastase atau hasil hidrolisis glikogen dengan katalis amilase. Hidrolisis maltosa akan menghasilkan dua satuan salinan dengan menggunakan katalis enzim maltase atau katalis asam.
   


b)      Sukrosa

    Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa danfruktosa.Sukrosa memutar cahaya terpolarisasi kekanan, sementara hasil hidrolisis sukrosa memutar ke kiri, yaitu campuran glukosa-fruktosa yang dihasilkan disebut gula invert
     Sukrosa tersedia dalam tebu dan dalam kehidupan sehari-hari sukrosa yang dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa danfruktosa yang dikeluarkan oleh ikatan 1,2 –α.




     Jika diperhatikan strukturnya, karbon anomerik (karbon karbonil dalam monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di dalam udara tidak otomatis untukberikatan zakat tidak dapat gugus hemiasetal. Korban,sukrosa dalam udara tidak ada dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau keton giro sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa tidak merupakan gula pereduksi.

c)      Laktosa
    Laktosa (gula susu) terdapat dalam air susu. ASI mengandung 5-8% laktosa, sedangkan sapi mengandung 4-6% laktosa.Hidrolisis laktosa dengan katalis enzim laktase akan menghasilkan permen dan galaktosa.

     Galaktosa dalam tubuh segera diubah menjadi uang dengan enzim tertentu.Galaktosa dalam negara jika tidak Rob menjadi bisa menghasilkan kekerdilan,keterbelakangan mental, dan kematian.Laktosa merupakan gula pereduksi karena dapat mereduksi pereaksi Fehling, Benediktus, atau pereaksi Fehling


POLISAKARIDA

     Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mengandung banyak satuan monosakarida yang dikeluarkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkapdari polisakarida akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer glukosa. Berikut beberapa polisakarida terpenting.
  
a)      Selulosa
     Selulosa merupakan polisakarida yang banyak dijumpai dalam dinding sel pelindung seperti batang, dahan, daun dari tumbuh tumbuhan.Selulosa merupakan polimer yang berantai panjang dan tidak bercabang. Satu molekul tunggal adalah polimer rantai lurus dari 1,4'-β-D-glukosa. Hidrolisis selulosa dalam HCl 4% dalam air menghasilkan D glukosa.


·         Selulosa merupakan struktur polisakarida utama dalam tanaman.
·         Selulosa tersedia pada dinding sel tanaman, misalnya pada jerami, bambu,dan pinus.
·         Kapas adalah selulosa murni, katun terdiri dari sekitar 90% selulosa.
·         Hidrolisis selulosa dengan katalis asam (H2SO4) akan menghasilkan sejumlah satuan glukosa.
·         Selulosa adalah zat padat berwarna putih dan tidak larut dalam pelarut udara dan hampir seluruh pelarut lainnya.
·         Selulosa untuk menanam kertas, kain, rayon, dan bahan peledak



b)      Amilum/Pati
    Zat ini terbentuk pada proses fotosintesis dalam klorofil daun dengan bantuan
energi matahari.
    Pati yang juga merupakan energi simpanan di dalam sel-sel tumbuhan ini bentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan berdiameter dukungan antara 5-50 nm. Pati terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida. Sudah polimer dari glukosa. Pati tersedia dalam umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika dilarutkan dalam udara panas, pasien dapat mengeluarkan menjadi dua fraksi utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Perbedaan dipasang pada bentuk rantai dan jumlah monomernya. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna.



c)      Glikogen
     Glikogen atau pati hewan atau gula otot adalah exhaust yang menjadi gudang energi pada manusia dan hewan.Glikogen disimpan dalam hati dan otot.Dalam tubuh glikogen dipecah untuk mendapatkan penggunaan glukosa
Kadar gula darah dan darah. Di dalam udara, glikogen bersifat koloid dan memberikan warna cokelat merah dengan solusi iodin.Hidrolisis glikogen dengan asam sebagai katalis hasil beberapa satuan glukosa.




Polisakarida dapat dibuktikan dengan solusi iodin.
 Reaksinya menimbulkan warna berikut.
 Suspensi amilum dengan solusi iodin memberi warna biru.
 Suspensi glikogen dengan pemberian iodin memberi warna cokelat-merah.
 Suspensi selulosa dengan lautan iodin memberi warna cokelat.


Permasalahan :

1)      Jelaskan mengapa polisakarida disebut dengan polimer monosakarida ?
2)      Berikan contoh Polisakarida dalam kehidupan sehari-hari ?
3)      Jelaskan tingkat kemanisan beberapa sakarida ?
4)      Apakah Semua Disakarida berguna bagi tubuh ? adakah dampak bahaya yang disebabkan oleh jenis2 disakarida ? tolong jelaskan !


4 komentar:

  1. Baiklah saudara jelpa saya akan mencoba menjawab permasalahan anda nomor dua

    Yaitu contoh dari polisakarida adalah pati amilum contohnya pada beras. Gandum, jagung , kentang

    BalasHapus
  2. baiklah saudara jelpapo saya akan menjawab pertanyaan anda yang pertama yaitu mengapa polisakarida disebut dengan polimer monosakarida . jadi polimer adalah senyawa yang terbentuk dari penggabungan unit molekul-molekul kecil sehingga jumlahnya menjadi semakin sebanyak. polisakarida mengandung banyak satuan monosakarida yang dikeluarkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkapdari polisakarida akan menghasilkan monosakarida sehingga ia disebut sebagai polimer monosakarida

    BalasHapus
  3. Baiklah saudara jelpa saya akan mencoba menjawab permasalahan anda nomor tiga yaitu tingkat kemanisan beberapa sakarida
    Intensitas rasa manis ditimbulkan oleh berbagai senyawa organik seperti alkohol, glikol, gula, derivat-derivat gula dan sebagainya. Dalam makanan gula digunakan terutama karena rasanya yang manis, karena itu kemanisan relatif dari berbagai jenis gula penting untuk diketahui. Intensitas rasa manis tidak dapat diukur dengan cara kimia maupun fisik, tetapi harus diukur dengan inderawi.
    Berdasarkan hasil pengamatan, gula yang memiliki tingkat kemanisan tertinggi hingga terendah adalah fruktosa, sukrosa, glukosa , dan laktosa.
    Jika diurutkan berdasarkan literatur di atas, gula yang memiliki tingkat termanis sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap larutan gula 10%. Hasil tersebut dapat sesuai dengan hasil literatur karena fanelis melakukan pengujian dilakukan dengan beberapa orang, sehingga dapat disimpulkan rata-rata dari tingkat kemanisan yang didapat.
    Sukrosa dijadikan sebagai standar pembanding karena sukrosa merupakan gula pasir yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, jadi penilaian indera rasa manis dapat deilakukan dengan lebih akurat.


    BalasHapus
  4. Saya akan mencoba menjawab permasalahan yang keempat
    Jenis dari disakarida memiliki fungsinya masing-masing,
    Laktosa, juga disebut gula susu, adalah sumber nutrisi dan energi untuk bayi saat menyusui. Laktosa membuat selera susu manis dan bahan dalam makanan olahan banyak yang mengandung susu. 
    Sukrosa adalah disakarida yang ada dalam makanan manusia. Fungsi sukrosa adalah untuk mempermanis makanan lebih meningkatan selera. Produsen menambahkan sukrosa sebagai pemanis untuk permen, es krim, kue, kue, roti, saus, kecap dan makanan kaleng. Keuntungan menggunakan sukrosa sebagai pemanis adalah bahwa hal itu stabil di kedua keadaan padat cair dan mengkristal.
    Maltosa tidak memiliki fungsi tertentu dalam tubuh. Produsen mengkonversi maltosa ke alkohol gula disakarida yang disebut maltilol untuk digunakan sebagai pemanis massal dalam bentuk bubuk dan sirup dan ditambahkan ke banyak sukrosa bebas dan diabetes makanan, termasuk cokelat, permen karet, roti, permen, es krim dan selai. 

    Dampak negatif yang disebabkan:
    Laktosa mengharuskan Anda memiliki enzim yang disebut laktase untuk mencerna disakarida tersebut. Banyak orang tidak toleran laktosa dan tidak menghasilkan jumlah yang cukup laktase untuk mencerna laktosa, menyebabkan gejala seperti mual, diare, gas, kram perut dan kembung.
    Sukrosa, Produsen menggantikan sukrosa sebagai pemanis dalam banyak produk makanan dan minuman dengan sirup jagung tinggi fruktosa, pemanis yang berisi campuran glukosa dan konsentrasi tinggi fruktosa dan lebih murah daripada sukrosa. Namun, tinggi fruktosa sirup jagung meningkat lemak perut dan berat lebih dari sukrosa, menurut penelitian oleh para ilmuwan di Universitas Princeton yang diterbitkan dalam “Farmakologi, Biokimia dan Perilaku” pada bulan November 2010.

    BalasHapus